Senin, 09 November 2015

" Ibu " Tercinta


GPIB " Ibu " Tercinta

Ketika nurani terusik, ketika hati menjadi gelisah, Apa yang bisa kubuat ?
Mengapa itu bisa terjadi ? Mengapa mereka begitu arogan ? Dimanakah wibawa rasuli itu ? Dimanakah kasih itu ? , inilah pertanyaan-pertanyaan yang sampai sekarang membuat nurani ku sebagai warga GPIB terusik melihat " Sang Ibu " terus menangis.

Sebagai seorang warga GPIB , hatiku tergerak melihat dan merasakan gejolak yang terjadi di GPIB tercinta, bagaikan sebuah bahtera di tengah laut yang seram, mungkin inilah kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi GPIB saat ini. Utamanya menyaksikan fenomena yang terjadi di GPIB sejak beberapa bulan terakhir dibawah naungan FMS XIX GPIB, mulai dari kasus SHM 82 GPIB Immanuel hingga pemecatan Pdt.H.D.Matulapelwa ( KMJ GPIB Immanuel Jkt)  dan Pdt.Rohadi J.Sutisna, serta proses mutasi besar-besaran yang tidak wajar terhadap pendeta-pendeta yang mendukung penegakan kebenaran dan keadilan kasus SHM 82 GPIB Immanuel contoh Pdt.Lydia Wairata - Tobing yang dilakukan secara diskriminatif oleh oknum FMS XIX MS GPIB. seakan badai yang tiada akhir menghantam bahtera ini.

Ketika peraturan itu dibuat untuk " dilanggar " dan bukan untuk dijalankan oleh sebagian pihak, Itulah realita yang ada, ketika Tata Gereja yang seharusnya menjadi " GBHN " nya Gereja ditabrak dan menjadi hancur hanya untuk kepentingan yang menguntungkan diri sendiri ataupun kelompok.
 Maka tidak heran jika saya mengharapkan terjadinya " Reformasi Gereja " di GPIB , bukankah bentuk hidup beriman kita kepada Tuhan adalah keluar dari zona "Ekslusif" yang melekat erat di dalam gereja saat ini ?
Bukankah Yesus rela mati, disalibkan dan bangkit untuk dunia ini ? Yesus mati, disalibkan dan bangkit bukan hanya untuk orang Kristen saja melainkan untuk dunia ini ( semua orang ), itulah salah satu contoh pemikiran yang " Eksklusif" yang melekat di sebagian orang Kristen.
band. ( Yohanes 3 : 16 ) " Karena begitu besar kasih Allah akan DUNIA ini sehingga Ia mengaruniakan anakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal " .

Harapan akan adanya perubahan besar dalam kehidupan bergereja khususnya di GPIB adalah salah satu isi doa setiap warga gereja / GPIB, seiring dengan proses suksesi kepemimpinan yang sedang terjadi di GPIB ( tingkat Sinodal ). Doa dan harapan agar melalui kepemimpinan yang baru terpilih hidup bergereja semakin kokoh, berkualitas serta dinamis.
Fungsionaris Majelis Sinode GPIB ke XX yang terpilih di Balikpapan beberapa minggu yang lalu,

Ketua Umum             : Pdt.Drs.Paulus Kariso Rumambi, M.Si
Ketua I                       : Pdt.Marthen Lewakabessy, S.Th
Ketua II                      : Pdt,Melkisedek Eka Puimera, M.Min
Ketua III                     : Pdt.Maureen Sussy Rumeser - Thomas, M.Th
Ketua IV                     : Pnt.Adrie P.H.Nelwan
Ketua V                      : Pnt.Mangara Pangaribuan
Sekretaris Umum       : Pdt.Jacoba Marlene Joseph, S.Th
Sekretaris I                 : Pdt.Elly D.Pitoy - De Bell, S.Th
Sekretaris II                : Pnt. Sheila Ariyani Lumempouw - Salomo, S.H
Bendahara Umum      : Pnt.Ronny H.Wayong
Bendahara I                : Dkn.Eddy Maulana Soei Ndoen.

Damai harus diperjuangkan dalam pertikaian, pergulatan bahkan kesengsaraan sekalipun, sejahtera harus ada di tengah ketiadaan dan kemiskinan. Damai Sejahtera bukanlah kata polesan untuk merohanikan ketidakbenaran, ketidakadilan yang menghilangkan esensi damai sejahtera itu sendiri.
Damai Sejahtera harus diikuti dengan tindakan nyata yang sarat aksi.
Damai Sejahtera itu identik dengan kehadiran Allah, karena itu ketidakadilan, ketidakbenaran, kebohongan tidak akan tahan di dalamnya.
Damai Sejahtera akan selalu hadir jika kejujuran, kebenaran, kasih dan ketulusan berada didalamnya.
Karena itu mari kita bersama mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan berguna untuk saling membangun ( Roma 14 : 17-18 )

Harakleitos seorang filsuf Yunani kuno pernah mengatakan " There's nothing permanent except change ". Tentunya yang dimaksud Harakleitos bukan hanya perubahan fisik tetapi yang lebih utama dan mendasar adalah perubah sistem nilai.
Contohnya, perkembangan dogma gereja. Dari Teologi Salib menjadi Teologi Prosperity ( kemakmuran ) yang paralel dengan kehidupan duniawi yang semakin hedonis dan materialistik.
Padahal yang diyakini bersama oleh mayoritas gereja, sistem nilai kristen yaitu Hukum Tuhan, Ajaran Tuhan, Perintah Tuhan yang didalamnya termasuk Logia YESOU yang sifatnya adalah kekal abadi dan tidak berubah.
Bukankah gereja diutus ke dalam dunia untuk mewujudkan konsep Insight-Out, bukan Outsight-In.
Bukan dunia yang menggarami gereja TUHAN baik secara lembaga maupun individu, melainkan sebaliknya Teologi Salib lah yang harus dikedepankan ( dikutip dari buku ungu KOMPASANDO )




Bergumul, Berdoa dan Berserah kepada Tuhan serta tetap bertindak aktif dalam kebenaran, kejujuran, keadilan dan kasih adalah cara yang dapat kita lakukan saat ini dengan tetap mendukung Tim KOMPASANDO untuk memperjuangkannya.

Tim KOMPASANDO ( Komunitas Pastoral Anti Pembodohan )  :

Pdt.Cornelis Wairata
Pdt.Domidoyo Rantupenu
Pdt.H.D.Matulapelwa
Pdt.Rohadi Sutisna
Pdt.Dina Meijer - Hallatu
Pdt.Lydia Wairata - Tobing
Pdt.Margie Ririhena - DeWanna
dan rekan-rekan yang lain yang tergabung di dalamnya.






 



Selasa, 02 Juni 2015

Minggu Trinitas dalam Gereja Protestan

Minggu,31 Mei 2015

Minggu Trinitas

Pengertian Trinitas : Perayaan minggu Trinitas baru dimulai pada abad ke-14. Dirayakan satu minggu setelah Hari Pentakosta untuk menyaksikan Allah yang Esa atau Allah Tritunggal ( Bapa,Anak dan Roh Kudus ). Pada minggu ini penyataan Allah dalam kekudusanNya menjadi pusat penyembahan / Ibadah bagi seluruh jemaat.
Simbol segitiga : Triquetra dengan warna dasar putih merupakan simbol mula2 keTritunggalan.

Ibadah Hari Minggu Trinitas
di GPIB Filadelfia Bintaro ( 09.00 ): Pdt.John D.Sihite,M.A
di GPIB Paulus DKI Jakarta ( 17.00 ): Pdt.Michiko Pinaria Saren,S.Th

Dengan tema ibadah adalah "Mewaspadai Penyesatan"
Pembacaan dari kitab perjanjian baru I Yohanes 4 : 1 - 6
dengan perikop bacaan : "Roh Allah dan roh antikristus"

Mengawali khotbahnya Pendeta Sihite menekankan upaya gereja untuk membekali pelayannya / presbiternya ( Pendeta,Penatua,Diaken dan Guru Sekolah Minggu ) dengan ajaran2 yang benar mengenai Alkitab terutama tentang konsep Trirunggal yaitu Bapa,Putra,Roh Kudus. Sehingga mereka mampu mengajar dan memberikan pemahaman yang benar tentang Alkitab kepada jemaat Tuhan.
Yang harus kita ketahui adalah penyesatan itu bisa terjadi dari luar dan dalam.
Untuk mengetahui mana Roh kebenaran dan roh antikristus, ditekankan pada ayatnya yang pertama dalam pembacaan I Yoh: 1-6 yaitu "Janganlah percaya akan setiap roh,tetapi UJILAH roh-roh itu,apakah berasal dari Allah.
Dengan cara apakah kita bisa mengetahui jika roh itu berasal dari Allah atau tidak ?
jawabanya adalah dengan Kebenaran Firman Tuhan dan didalam pertolongan Tuhan melalui Roh Kudus. Sehingga kita tahu mana roh yang berasal dari Allah dan yang tidak.

Sedangkan Ibu Pendeta Michiko mengawali khotbahnya dengan suatu cerita mengenai pengalaman pribadi beliau ketika ditugaskan untuk melayani di GPIB Sumber Kasih Bontang.
beliau bersama dengan beberapa presbiter sedang melakukan kunjungan pelayanan di suatu tempat dan ketika ditengah2 perjalanan rombongan ibu pendeta itu berhenti di suatu warung dan mereka beristirahat sebentar hanya untuk sekedar menikmati camilan,mie instan dan teh, setelah itu mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai di tempat tujuan pelayanan mereka, dan setelah selesai melakukan pelayanan di tempat itu mereka kembali ke Bontang / GPIB Sumber Kasih. Keesokan harinya ada satu jemaat yang bertanya kepada Pdt.Chico , dimanakah ibu beristirahat ketika sedang melaukan kunjungan pelayanan kemarin ? dan jawab bu pendeta..katanya : disuatu warung ketika kami sedang dalam perjalanan ke desa itu...dan betapa terkejutnya jemaat yang bertanya itu, dan kembali bertanya, apakah ibu tidak tahu jika disana itu setiap orang yang datang dan makan disana, makananya itu sudah diberi / dikase Fui-fui kata orang manado bilang / Jampi-jampi..
dan kata Pendeta Chico : Oh ya ? tapi Puji Tuhan saya sekarang dalam kondisi yang sehat dan tidak merasakn apa2..
Yang ingin ditekankan Pendeta Michico dalam cerita diatas adalah " Tuhan mengutus / mengaruniakan Roh nya untuk tinggal bersama dengan kita dan mendiami hati kita dan Tanpa kita minta, Roh Allah itu terlebih dahulu menudungi / membentengi kita" sebanyak apapun dosa yang ada dalam diri kita Roh Allah itu tetap tinggal bersama dengan kita.
Tapi yang perlu diingat adalah "Jangan pernah mencobai roh itu / menantang roh itu" karena jika kita melakukannya bisa tampias /tumbang kita dibuatnya.
Dalam I Yohanes 4 : 4b dikatakan " Sebab Roh yang ada didalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada dalam dunia"
Cara kerja roh jahat / penyesat dalam menjatuhkan manusia tidak dilakukannya secara langsung melainkan dengan cara perlahan-lahan roh jahat itu merobohkan pondasi Iman kita.

Roh Allah dan roh penyesatan (roh kedagingan) itu tidak dapat disatukan ( band : Galatia 5 : 16 - 26 ) dan dikatakan di ayatnya yang ke 17 : " Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging"

Sifat2 Roh Allah / Roh Kebenaran : Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, dan penguasaan diri.

Sifat2 roh penyesat / roh kedagingan: Percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, pencederaan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.

Sebagai akhir dari renungan serta mengutip beberapa khotbah yang saya dengarkan, untuk mampu membedakan mana Roh yag berasal dari Allah dan mana roh yang menyesatkan kita harus memiliki hati yang melekat dengan Tuhan serta membuka diri dan hati kita untuk dipimpin oleh Roh Kudus untuk senantiasa disirami kebenaran Firman Tuhan dan jangan pernah bersandar kepada pengertian kita sendiri tetapi bersandar dan berserah-lah kepada Tuhan serta memohon pertolongan dan hikmat dari Tuhan.

Tuhan memberkati dan menolong kita untuk menjadi saksinya ditengah-tengah dunia dan mengabarkan kebenaran Firman Tuhan tanpa rasa cemas,takut dan khawatir.